BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 07 Desember 2008

PERANAN METADATA UNTUK PENYUSUNAN BASIS DATA SIG INSTANSI KELAUTAN


Oleh : Haris D. Nugroho

I. PENDAHULUAN

Sistem informasi Geografi (SIG), adalah suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras, perangkat lunak dan data untuk mendayagunakan sistem penyimpanan, pendinian, manipulasi, analisis dan penyajian hasil seluruh bentuk informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan (Karsidi 1995 dalam Nugroho 2001).

Saat ini penggunaan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) kelautan telah berkembang dengan pesat, salah satu komponen utama yang harus ada adalah data spasial/peta . Sebagai konsekuensinya tentunya semua pengguna : instansi/ lembaga, perguruan tinggi dan swasta yang akan menggunakan SIG kelautan akan mengumpulkan data sesuai dengan kebutuhan, tidak menutup kebutuhan banyak pengguna lain memerlukan data yang sama yang sudah tersusun tersebut.

Metadata adalah data menjelaskan tentang data yang meliputi informasi siapa pemilik data, tujuan penyusunan data, kualitas data, pengorganisasian data dan lain-lain (Wibowo et al. 2000). Metadata digunakan untuk menghasilkan data yang akurat, sesuai parameter standar untuk sebuah data dan menghindari overlap penyusunan data dari instansi/lembaga, perguruan tinggi , swasta yang menggunakan data kelautan.

Dalam tulisan ini akan dijelaskan definisi metadata , peranan metadata dalam pengorganisasian data spasial di instansi kelautan serta software tool apa yang dapat dipakai untuk aplikasi metadata tersebut.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Metadata merupakan data mengenai data, yang menggambarkan isi, kualitas, kondisi dan karakteristik data. Metadata membantu untuk mengalokasikan dan memahami data yang ada (USGS 1994 dalam Wibowo et al. 2000). Maksud penyusunan metadata adalah untuk memberikan informasi ke pengguna lain tentang data yang dipunyai oleh suatu instansi serta cara mendapatkannya, sedang tujuannya adalah sebagai sarana pertukaran data antar instansi/lembaga kelautan agar duplikasi (overlape) penyusunan data kelautan dapat dicegah.

III. PERANAN METADATA

Suatu studi oleh United States Geological Survey (USGS) 1994, mengatakan metadata mempunyai 3 (tiga) peranan utama, yaitu :

1. Menyediakan Informasi Bagi Katalog Data dan Clearinghauses

Aplikasi SIG seringkali membutuhkan banyak tema, tetapi sedikit sekali instansi/lembaga yang mampu memenuhi semua tema data yang mereka butuhkan. Seringkali data yang dibuat oleh Instansi/lembaga juga bermanfaat bagi pengguna lain, dengan tersedianya metedata melalui katalog data dan clearinghause , maka pengguna lain yang membutuhkan dapat menemukan data yang mereka perlukan, selain itu juga sebagai patner untuk bersama-sama mengumpulkan data, menjaga data dan pemeliharaan data.

2. Mengatur dan Menjaga Keteraturan Pemasukan Data

Apabila terjadi pergantian personel yang mengawaki SIG seringkali informasi tentang data, yang merupakan tanggung jawab personel tersebut mungkin akan hilang sehingga data akan kehilangan nilainya. Sedangkan personel pengganti kurang memahami isi dan penggunaan basis data digital yang ada dan mungkin mereka tidak mempercayai hasil-hasil yang dimunculkan dari data yang ditinggalkan oleh personel sebelumnya, dengan adanya metadata keteraturan pemasukan data akan terjamin.

3. Menyediakan Informasi untuk Membantu Pentransferan Data

Metadata akan membantu instansi/lembaga menerima proses data dan menginterpretasi data, menggabungkan data ke basis data-nya dan memperbaharui katalog

internal pada basis data tersebut.

IV. JENIS METADATA

Metadata yang ada dewasa ini sangat beragam, dari yang sederhana sampai yang sangat rinci. Berikut ini beberapa jenis metadata yang sudah dipakai berbagai negara antara lain :

1. Dublin Core. Metadata yang paling sederhana dari elemen-elemen data, yang bertujuan untuk mendukung pencarian dan penemuan sumber-sumber informasi yang disebarkan oleh Web. Elemen Dublin Core terdiri dari 10 atribut standar sebagai berikut : Name, Identifier, Version, Registration Authority, Language, Definition, Obligation, Data type, Maximum Occurrence dan Comment.

2. ANZLIC (The Australia New Zealand Land Information Council). Metadata versi ANZLIC ini masih sederhana dan sangat umum pengelompokkannya, dimana elemen-elemen inti yang mempunyai informasi sama digabungkan ke dalam satu kategori. Informasi dari ketegori yang masih sedikit ini menyulitkan pemakai data untuk memutuskan apakah data tersebut dapat digunakan atau tidak, sedangkan keuntungannya sangat efesien dalam waktu dan tenaga karena sedikit kategori metadata yang dilengkapi , berikut merupakan contoh tabel elemen-elemen inti metadata versi ANZLIC :

Category

Element

Dataset

Title, Custodian, Jurisdiction

Description

Abstract, Search Word(s), Geographic Extent Polygon(s), Geographic Extent Name(s)

Data Currency

Beggining Date, Ending Date

Dataset Status

Progress, Maintenance and Updatae Frecuency

Acces

Store Data Format, Available Format Type, Acces Constraint

Data Quality

Lineage, Positional Accuracy, Attribute Accuracy

Contact Information

Contact Organisation, Contact Position, mail Address, Suburb or Place or Locality, State or Lacality 2, Country, Postcode, Telephone, Facsimile, Electronic Mail Address

Metadata Date

Metadata Date

Additional Metadata

Additional Metadata

3. FGDC (Federal Geographic Data Commite). Merupakan metadata yang dikeluarkan oleh United State Geological States (USGS), metada versi FGDC lebuh spesifik dan rinci pengelompokannya di mana masing-masing kategori mempunyai beberapa sub bagian yang totalnya hingga 220 item untuk menggambarkan data digital jumlah item tersebut menyebabkan daftar metedatanya sangat panjang dan istilah-istilahnya sangat susah untuk dimengerti. FDGC membagi metadata terdiri dari 2 (dua) kelompok besar, yaitu :

1. Kelompok Mayor CSDGM (Content Standard for Digital Geospatial Metadata), elemen-elemennya berupa : Identification Information : data set title, area covered, keyword ; Data Quality Information: horozantal and vertical accuracy ; Spatial Data Organization Information : raster, vector, or an inderect link to lacation; Entity and Attribute Information: lat/long, coordinate system, map projection ; Distribution Information: distributor, file format of data dan Metadata Reference Information: who maked the data and when.

2. Kelompok Minor CSDGM (Content Standard for Digital Geospatial Metadata) , elemen-elemennya berupa : Citation Information : originator, title, publication date, publiser ; Time Period Information : single date, multiple date ; Contact Information : contact person/organization, address, phone, email.

4. Core Elemen Metadata SIG Kelautan. Metadata yang akan dibangun untuk keperluan SIG kelautan, yang berisi data Geografi fisik dan data Geografi sosek sebaiknya dipilih dari elemen-elemen yang mengacu pada kombinasi dari ANZLIC dan FGDC serta mempertimbangkan core metadata yang lain.

V. SOFTWARE METADATA ENTRY TOOL

Software metadata entry tool yang dipakai terdiri dari 2 (dua), yaitu : MS Acces 97 atau versi terbaru digunakan untuk mengelola data metedata dan ESRI Map Object (Arc View 3.2) untuk menampilkan peta serta mengekstrak informasi dari tampilan peta .

VI. KESIMPULAN

1. Metadata sangat penting dan mutlak diperlukan untuk pengorganisasian data spasial dalam SIG , khususnya pada instansi/lembaga yang mengelola data kelautan.

2. Urgensi ini perlu disadari mengingat pemerintah telah membentuk jaringan kerjasama antar instansi/lembaga dalam penyediaan informasi metadata SIGNAS (Sistem Informasi geografis Nasional) dan apakah visi yang sama telah ada di instansi/lembaga kelautan yang ada di TNI AL...?


DAFTAR ACUAN


G. 2000. Core Metadata Element for Land and Geographic Directories in Australia and New Zealand . Australia : Australia New Zealand Information Council (ANZLIC)

Nugroho, H.D. 2001. Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG). Makalah Kuliah Sistem Informasi Geografi (SIG) . SPL IPB, Bogor

Stitt, S. 2000. The FGDC Content Standard for Digital Spatial Metadata an Image Map .USA: USGS Biological Resources Division.

Subandar, A. 2000. Qua Vadis Sistem Informasi Geografi Kelautan. Makalah RS dan GIS BPPT , Jakarta

Wibowo, A., H. Fitry dan D. Purbani 2000. Penyusunan Standar Metadata untuk Penyusunan Katalog Data SIG. Makalah RS dan GIS BPPT , Jakarta

0 komentar: